Pages

Pages-58


bakery. Beli beberapa roti pesanan ibunya untuk menyambut tamu agung di rumahnya.


•••


   Sore hari, tamu agung yang ditunggutunggu datang. Ibu Lupus dan Lulu menyambut dengan hangat. Lupus yang baru bangun tidur, ogah-ogahan ikut ke depan.

   “Here comes the grump,” komentarnya yang langsung di-‘hush’ oleh ibunya. Dan tamu agung itu tak lain adalah Tante Neli. Kakak tertua ibu Lupus yang luar biasa cerewetnya. Turut serta dalam rombongan, kakak nomor dua ibu Lupus dan Ridwan, anak Tante Neli. Mereka semua datang dalam rangka akan menghadiri upacara pernikahan anaknya Tante Mia.

   Lupus sebetulnya kurang suka rame-rame begitu. Apalagi kalau sampai terpaksa tidurnya digusur ke ruang tengah, karena kamarnya dipakai. (Maklumlah, kamar di rumah Lupus tak banyak). Wah, sedih sekali. Nyamuk di situ Iuar biasa ganasnya. Lupus yang memang kurang begitu hobi tidur dikerumuni nyamuk (lagi, apa iya ada yang suka begitu? Kalau dikerumuni cewek sih boleh aja!), jelas jadi merasa tersiksa.

   “Lupus, ini lho ada Ridwan!” sahut ibunya ketika Lupus malah buru-buru balik takut kamarnya di-booking. Lupus juga kurang suka pada makhluk kesayangan Tante Neli ini. Si Ridwan. Dia suka cari muka dan meremehkan orang lain. Kalau bukan saudara, pasti sudah diajak musuhan oleh Lupus dari dulu-dulu.

   “Hei, apa kabar Lupus!” sapanya dengan gaya yang dibuat-buat.

   Lupus cuma nyengir. Lalu membiarkan makhluk itu bercerita panjang lebar sama Lulu. Biasa, cowok memang begitu. Dan bersikap sok jentel di depan Lulu dan tante-tante yang lain. Bolak-balik membawa keranjang yang berat-berat. Nggak kaya Lupus yang malah sibuk bongkar-bongkar oleh-oleh. Kali-kali aja ada permen karet. -