Bukan Cerita Dewasa, Cerita Sex, Cerita Lesbian, Cerita Mansturbasi, Cerita Daun Muda, Cerita Ayam Kampus ataupun Cerita Malam Pertama
Pages-49
“Naksir dia? Oh, kamu salah, Ruri. Saya
lebih baik memilihmu daripada dia. Tapi masalahnya,
kau telah merampas mata pencarian
utama mereka, sehingga lndah tak bisa melanjutkan
sekolah. lni soal perikemanusiaan,
bukan soal naksir-naksiran. Bayangin aja
kalau hal itu terjadi pada diri kamu. Ayahmu
di-PHK dengan mendadak, dan kamu
terpaksa harus berhenti sekolah. Harus jualan
serabi di terminal, hanya untuk bisa bertahan
hidup. Gimana, coba? Indah kan sudah tak
punya ayah lagi...,” celoteh Lupus tenang.
Ruri memang suka iri, sirik, usil, biang
gosip, dan sederetan predikat jelek lainnya.
Tapi dia toh tetap seorang wanita. Yang mempunyai
perasaan. ltulah sela yang diserang
oleh Lupus.
“Yang perlu kamu lakukan hanya lapor ke
Kep-Sek. Bilang, mereka tak bersalah dan akui
kesalahanmu. Saya tau, ini bukan kehendak
kamu. Pasti ada pihak lain yang mempergunakan
kesempatan ini.” Ruri termangu. “Iya,
Pus. Meski saya iri pada kecantikan Indah, tapi saya nggak akan sejahat itu. Minuman
keras plastik itu diberikan oleh Tante Mari.
Yang rumahnya dekat sekolah. Dia sengaja
ingin menjatuhkan citra ibu kantin, karena
saya tau Tante Mari ingin sekali menguasai
kantin sekolah kita. Tak jarang dia mengejek
masakan dan makanan yang disediakan oleh
ibu kantin. Saya tak bisa mengerti, dia kan sudah
punya banyak toko makanan di pasar-pasar,
dan hidup serba kecukupan. Kok ya masih
mau merampas jatah orang!” sahut Ruri tanpa
ekspresi.
“Saya percaya, ini memang bukan
keinginanmu. Dan kamu masih bisa menebus
dosa. Laporkan hal ini kepada Kep-Sek besok
pagi. Dan kamu akan jadi pahlawan. Kamu telah
menolong nasib orang lain yang menderita.
Ayolah, Rur. Kalau Bob Geldof yang doyan
kumpul kebo itu saja bisa menjadi malaikat
penolong, kenapa kamu tidak? Biar beginibegini,
kamu toh nggak doyan kumpul kebo.
Iya, kan? Nah, makanya...”
Ruri cemberut.-