Pages

4-Playboy Duren Tiga


   Tengah hari bolong. Anak-anak kelas 1 A2 sedang dilanda kantuk yang luar biasa. Siang-siang begini memang lebih enak tidur, ketimbang dengerin guru Bahasa Indonesia yang asyik dengan gaya bahasanya. Yang dengan genitnya mencontohkan, bagaimana seseorang bergaya bahasa itu.

   Tetapi anak-anak tetap tak berminat.

   Apalagi di deretan bangku belakang. Tak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Cuma Boim yang tampak asyik main ramal-ramalan dengan Herumoko. Heru, yang bawaannya ngamuk melulu, membiarkan si Boim meramal setiap sidik jari dari telapak tangannya. Dia sendiri sudah dari setengah jam yang lalu terbang dengan mimpi indahnya.

   Lupus, yang duduk di sebelah Boim, mendekat. Penasaran kepingin diramal juga. Lupus segera menyodorkan tangan kanannya. Boim meneliti. Berlagak mikir. Lalu dengan-