kan kamu memakannya? Sampai abis juga boleh. Nanti saya kasih lagi deh.
Salam manis,
Rina."
Lupus nggak tau harus ngomong apa. Mau senang atau, malah sebel. Senangnya karena dia memang naksir si Rina waktu Mapras kemarin itu. Sebelnya, ya... kamu kan tau sendiri, saat ini dia baru sembuh dari sakit gigi. Masak disuruh makan permen karet? Satu kotak, lagi.
Tapi siapa sih yang bisa mengukur kekuatan cinta? Apalagi cinta yang baru saja tumbuh. Maka tanpa berpikir panjang, sore itu dia asyik mengulum permen karet lagi. Demi menebus dosa, karena dia telah keduluan Rina dalam menyatakan perasaannya. Dan juga supaya Rina nggak kecewa. Dia sama sekali nggak peduli sama nasihat dokter untuk tidak memakan permen karet lagi.
Dan malamnya, sekali lagi Lupus nggak bisa tidur. Giginya kumat lagi. Senut-senut kayak kesetrum. Tapi Lupus nggak sedih lagi. Sebab kali ini, meski nggak bisa tidur, ada yang bisa dipikirin.
Dan kadang, sakit gigi itu enak juga lho....