Pages

Pages*36

tanda tangan para senior sebanyak-banyaknya. Tentu saja para senior jadi serasa bintang film ngetop, dikejar-kejar untuk dimintai tanda tangan.

     Hm, Rina bener juga. Anak-anak senior memang lagi pada norak. Apalagi Boim. Dengan kampungannya dia menyuruh setiap siswa baru merayunya untuk mendapatkan satu tanda tangan.

     "Lupuuuus..." panggilan nyaring di kejauhan mengagetkannya. Lupus menoleh, eh... itu dia si Rina. Berlari-lari kecil ke arahnya sambil tertawa senang.

     "Trims ya, kamu nggak ngadu soal selebaran itu. Bayangin aja kalau para senior tau. Wah, saya bakalan dikerjain. O ya, minta tanda tangannya dong, Kak Lupus."

     Lupus tersenyum sambil memberikan sepuluh tanda tangan di buku Rina.

     Dan ketika Mapras berakhir, semua siswa baru berkumpul membentuk lingkaran api unggun. Udara malam dingin menggigit. Tapi kehangatan menyelimuti masing-masing siswa. Irvan, tampak lengket dengan salah satu siswa baru. Boim juga begitu. Apalagi Andang. Wih, mesra. Maka nggak salah kalau Lupus pun berdiri berdekatan dengan Rina.

     Semua menyanyikan lagu Auld Lang Syne.

     Tapi sebetulnya lagu itu lebih pantas Lupus nyanyikan untuk Poppi, bukan untuk Rina. Dan kayaknya sekarang sudah jelas, apa arti Mapras bagi mereka semua. Ya, apa lagi sih kalo bukan cari jodoh. He he he..