Pages

Pages*30

   Apa sih yang mau ditunjukin oleh merekamereka sebagai panitia program tersebut? Memerintah ini dan itu, marah-marah, membentakbentak orang tanpa alasan yang jelas (pura-pura galak ni ye...). Emangnya main drama? Atau mungkin mereka adalah para seniman gagal? Bisa jadi.

   Tapi, apa nggak ada cara yang lebih manusiawi? Terutama kalau di universitas-universitas.
Ih! Kan ada penataran P4 sebagai gantinya itu semua. Jangan dikira orang-orang yang digojlok .itu nggak sakit hati, lho! Mereka kan juga manusia, bukan robot.

   Ada juga yang bilang sebagai perkenalan antara para senior dengan murid baru. Kayaknya
kalau cuma sebagai perkenalan nggak perlu pake guling-gulingan di tanah, push-up, muka dicoreng-coreng kayak Hiawata (kalo nggak tau Hiawata, Humpa-pa juga boleh!)

   Demi Tuhan, dari kecil saya nggak punya cita-cita untuk diperlakukan seperti itu. Udah gitu seharian lagi. Kadang sampai malam (katanya!).

   Coba bayangkan, bagaimana kalau sampai ada yang pingsan lalu koit. Mungkin saya terlalu berlebihan dan emosional dalam melihat masalah ini, tapi bukan tak mungkin hal itu terjadi. Soalnya daya tahan orang kan nggak sama. Terutama yang cewek-cewek. Coba bayangkan, bagaimana perasaan orang tua mereka jika anak yang diharapkan untuk jadi 'orang', meninggal hanya gara-gara ikut Posma. Saya bukan mengada-ada nih. Emang bener ada. Adda aja! Adalah bohong alias nonsense bahwa Posma itu untuk menambah keakraban antara para senior dengan siswa baru (sok akrab ah!). Kalau mau akrab, kenapa nggak kenalan aja secara baik-baik dalam suasana damai dan bersahabat. Kan lebih simpatik dan beradab, ya nggak? Percaya deh, program 'pembantaian' itu sungguh nggak sehat. Cuma menimbulkan rasa tak senang, rasa dendam, rasa permusuhan dan rasa-rasa antipati. Pokoknya yang bersifat negatif.

   Bayangkan, udah uang sekolah masuk SMA ini mahal, ikut Posma (bayar uang formulir juga), disiksa.... Wah! Tapi kok pada nurut aja? Aneh