“Ternyata, dia lagi jatuh cinta, Bu.”
“Ah, masa? Rasanya tak terlalu aneh kan kalau seseorang itu suatu saat akan berubah. Ibu senang kalau dia sudah mulai memperhatikan dirinya sendiri .... “ komentar ibunya singkat.
Dan Lulu tak bisa menahan diri untuk tidak terus-terusan meledek. Sengaja nyanyi lagu First Love keras-keras,
.... Ev’ryone can see, there’s a change in me They all say I’m not the same kid I used to be It’s myfirst loye, what I ‘mdreaming of.....
Tapi Lupus acuh saja. Orang kata, punya pacar itu memang enak. Kita jadi ada yang memperhatikan. Semangat belajar, semangat sekolah. Dan setiap malam minggu, bisa punya acara khusus. Nggak memble aje di rumah. Bisa menjurnal diri, dan terus meningkatkan penampilan. Tau kan, siapa pacar Lupus? Yak, betul. Namanya Poppi. Teman sekolah Lupus yang hampir saban hari diantar-jemput sopirnya.
Lupus juga jadi rajin membersihkan muka pake face tonic. Dan yang jadi korban adalah Lulu. Alat-alat pembersihnya jadi transmigran semua ke kamar Lupus. Seperti sekarang ini, dia nyolong styling foam adiknya, untuk membentuk rambutnya yang gondrong. Bolak-balik memandangi poster Duran Duran untuk ngikutin gaya rambutnya. Sudah setengah jam lebih dia berkutet di depan cermin. Setelah merasa pas, dia keluar kamar dan mulai berjalan hilir-mudik di depan Lulu yang lagi asyik makan. Bak peragawan.
“Lu, rambut saya keren nggak?”
“Hei, kamu pake styling foam saya, ya!!” jerit Lulu seketika. Tanpa ampun nasi-nasi yang lagi dikunyahnya berhamburan ke luar. -