Pages

Tengah Malam


   Di suatu malam yang senyap ketika Malaikat Rahmat turun menawarkan ampunan dan sekalian manusia lelap, para binatang dari berbagai etnis dan golongan yang masih tersisa di muka bumi, dari golongan binatang buas, binatang air, unggas, ternak, serangga dan segenap binatang melata diam-diam berkumpul di padang gersang terbuka yang dahulu merupakan rimba belantara tempat tinggal mereka, untuk membicarakan nasib mereka kaitannya dengan kelakuan dan perlakuan manusia yang kezalimannya semakin merajalela.

   Dalam pertemuan akbar masyarakat binatang itu semua kelompok menyampaikan keluhan yang sama.Domba, kambing, ular, buaya, tikus, anjing dan kecoa misalnya menyatakan : Bahwa selain di lalimi, selama ini nama mereka telah digunakan dan dinodai oleh manusia dengan semena-mena.

   Setelah semua menyampaikan keluhannya tentang nasib mereka yang kian sengsara akibat ulah manusia dan mengakui ketidak berdayaan mereka, akhirnya disepakati saat ini juga mengadukan ihwal mereka kepada Tuhan yang Maha Kuasa.Demikianlah Unta yang mereka tunjuk untuk memimpin Do’a,dengan khusu’ mulai memanjatkan munajatnya dan sekalian binatang mengamininya :

   “Yaa Allah Yaa Tuhan kami,ampunilah kami,
malam ini kami yang masih tersisa dari makhluk binatang berkumpul menyampaikan keluhan kami kepada-Mu,
kepada siapa lagi kami mengeluh kalau bukan kepada-Mu,
dan ampunilah kami bila kami tergesa-gesa menyampaikan munajat kami ini,
sebelum kaum manusia yang Engkau angkat menjadi khalifah-Mu memergoki dan menghabisi kami,
perkenankanlah kami menyampaikan jeritan kami Istighosah kami.

   “Yaa Allah Yaa Tuhan yang Maha Mengetahui
karena Engkau selama ini kami siap mengabdi dan rela berkorban untuk manusia,
tapi manusia atas nama Khalifah dengan sewenang-wenang melalimi kami,
mereka jarah tempat tinggal kami atau memorak porandakannya,
mereka rampok makanan kami atau menghancurkannya,
mereka rebut peran kami atau menghentikannya,
mereka saingi naluri kami atau mengalahkannya,
mereka santap keturunan kami atau memusnahkannya,
mereka rampas kehidupan kami sebelum sempat kami nikmati,
Engkau beri mereka kekuasaan atas dunia,
namun mereka membiarkan diri mereka dikuasai dunia,
maka semakin hari kelaliman dan keisengan mereka semakin menjadi-jadi.

   “Puji syukur bagi-Mu Yaa Tuhan,
Engkau telah menghajar mereka melalui tangan-tangan mereka sendiri,
mereka kini panik dan diantara mereka bahkan menjadi kalap,
dengan bangga mereka saling terkam dan saling basmi,
mencabik-cabik kemanusiaan mereka sendiri
dan kami pun semakin tidak bisa mengenali mereka
karena mereka sudah sama dengan kami,
bahkan dalam banyak hal mereka melebihi kami sendiri.

   “Yaa Allah Yaa Tuhan Yang Maha Adil,
kami akui kadang-kadang kami saling terkam dan memangsa,
namun Engkau tahu karena kami terpaksa bukan karena kerakusan dan kebencian,
diantara kami memang ada yang kejam tapi kami tidak membakar,
tidak menyiksa, tidak menghanguskan dan sengaja memusnahkan
karena kami tahu itu hak-Mu.Mereka bahkan berani dengan membawa-bawa nama-Mu
untuk menghancurkan nilai-nilai ajaran-Mu yang mulia,
atas nama-Mu mereka meretas tali persaudaraan yang Engkau suruh jalin,
atas nama-Mu mereka mengobralkan kebencian yang Engkau benci.

   “Yaa Allah Yaa Tuhan kami Yang Maha Bijaksana,
kini dikalangan manusia ada juga yang berdo’a dan melakukan istighosah karena merasa resah,
tapi apakah ada yang benar-benar merasa bersalah,
mereka tidak malu terus meminta kepada-Mu,
padahal segala yang mereka perlukan,
yang mereka minta atau tidak mereka minta
terus Engkau limpahkan kepada mereka
dan mereka nikmati tanpa mereka syukuri.

   “Yaa Allah Yaa Tuhan kami Yang Maha Pengasih,
kamilah yng lebih pantas melakukan istighosah karena kami adalah makhluk-Mu yang paling kalah.

   Yaa Allah Yaa Tuhan Yang Maha Murah,
kami tidak meminta apapun untuk diri kami,
kami sudah puas dengan apa yang Engkau anugerahkan kepada kami,
kami hanya meminta untuk kebaikan Khalifah-Mu,
karena hanya dengan kebaikan mereka
kami dapat dengan tenang bersujud dan bertasbih kepada-Mu,
kami memohonkan ampunan untuk mereka,
terutama untuk mereka yang tidak merasa perlu memohon ampunan karena tidak merasa bersalah,
atau tidak merasa malu..

   Yaa Tuhan jangan terus Engkau biarkan kalbu mereka tertutup
noda-noda dosa sehingga nafsu menguasai mereka
dan mengaburkan pandangan jernih mereka…

   Yaa Tuhan sadarkanlah mereka akan hakekat kehambaan
dan kekhalifahan mereka,
agar mereka tetap rendah hati meski berkuasa,
agar mereka tidak terus asyik hanya dengan diri mereka sendiri,
agar nurani mereka tak terkalahkan oleh hawa nafsu dan syetan,
agar kasih sayang mereka tak terkalahkan oleh dendam dan kebencian,
agar mereka tidak menjadi laknat dan benar-benar menjadi Rahmat bagi alam semesta,
ataukah Engkau Yaa Tuhan memang hendak mengganti mereka dengan generasi yang lebih beradab..Amin..


JUDUL:
Munajat Kaum Binatang

OLEH:
KH.Mustofa Bisri