"Sialan jadi kamu juga bohong ya? Kamu pasti bukan wartawan! Kok masih kecil begitu? Mana kartu Pers-nya?”
Lupus langsung merogoh kantung celananya. Tapi..., oh, God! Kartu itu ternyata tertinggal di meja tugasnya di kantor. Bener-bener sial!
“Eh, saya lupa bawa. Tapi beneran kok saya wartawan!”
Orang itu tersenyum sinis.
“Nah, anak-anak, kalau Cuma mau minta tanda tangan, lewat surat aja. Sekarang kalian boleh pulang...” sahutnya dan langsung menghilang di balik pagar.
Lupus cepat-cepat berteriak, “ Hei, tunggu! Saya bener-bener wartawan, kok! Kalau nggak percaya, telepon aja ke majalah Hai. Serius!!”
Tapi makhluk itu sudah menghilang. Tinggal Lupus dan Aji yang saling berpandangan.